Minggu, 18 Desember 2016

Rendy Arista



Assalamu’alaikum Warrahmatullahi wabarakatuh. (Jawab yaa.. jangan di baca doank)

Bissmillahirrahmannirrahim.
Terima Kasih sebelum nya untuk seluruh pengunjung sekaligus pembaca setia Blog PD IPM Palembang.


Warning..!!!
Bagi temen-temen yang phobia dalam hal membaca, saya saran kan agar stop sampai disini.


Baik.. Untuk temen-temen yang senang dalam hal membaca saya persilahkan.
Dalam Blog ini saya akan goreskan tinta pena saya yang Insya’Allah akan menjadi nilai manfaat dan motivasi bagi para pembaca, yaitu mengenai Otobiografi ( Ingett ya temen-temen, Kalau Otobiografi itu beda dengan Biografi.. Otobiografi itu di tulis sendiri, sedangkan Biografi dituliskan oleh orang lain )
Pada dasar nya Otobiografi itu berisi menjadi 7 bagian, yaitu :
  1. Asal usul
  2. Fisik
  3. Masa Kecil
  4. Pendidikan
  5. Cinta
  6. Proses Menuju Dewasa, dan
  7. Saudara/Kerabat/Keluarga/
Namun, dalam Blog ini saya hanya akan menuliskan 4 point saja, yaitu Asal usul, Keluarga, Pendidikan, dan Proses menuju dewasa bersama IPM.

Okeyy..
Di point pertama yaitu
1. Asal usul.
Perkenalkan nama yang dulu nya bukanlah apa-apa bagi Dunia, Negara maupun Kota.. Nama saya adalah Rendy Arista, lahir dari rahim seorang wanita perkasa.. dari ia kecil yang sudah di tinggalkan oleh Ibu nya dan Ayah nya yang menikah lagi, nama nya adalah Yuliani Azmi, ialah sosok wanita yang membuat saya tak henti-hentinya memeras keringat dan berdo’a berharap untuk memberikan hasil dari jerih payah perjuangannya, ialah yang ku sebut dengan panggilan “ Ibu “ .
Kemudian hidup dan tumbuh dari hasil keringat sosok pria yang bernama Suherman, ialah yang biasa ku panggil dengan panggilan “Ayah”. Lahir di Jalan Tembok Baru, lorong Sikumbang 9/10 Palembang Sumatera Selatan pada tanggal 4 Agustus 1998, yaa tahun dimana Indonesia diriuhkan oleh aksi demo untuk menurunkan sang Bapak Presiden. Baru 3 hari saya menghirup nafas segar di Palembang akan tetapi sudah di bawa merantau ke negeri orang oleh orang tua saya ke Kosambi Tanggerang.
    2. Saudara
Saya anak kedua dari 3 bersaudara, yang pertama bernama Renni Anggraini, yang kedua saya Rendy Arista, dan yang ketiga Khoirunnisa yang masih duduk di kelas 4 SD. Yaa.. saya anak pria satu-satu nya yang paling ganteng.
3. Pendidikan
Setelah saya mulai tumbuh, saya di sekolahkan di MI Darul Ilmi Cengklong Tanggerang, entah kenapa mulai dari saya duduk di bangku TK, hingga sekarang berstatus Santri di Kampus Al Azhar Rumah Gemilang Indonesia saya berfikir bagaimana agar saya tidak mengganggu aktivitas kerja orang tua saya atau bisa di katakan mandiri. Pada saat saya duduk di bangku TK, saat siswa siswi lain sedang merasakan indah-indah nya kasih sayang dan manjaan dari orang tua, pulang dan pergi sekolah yang di antar jemput, namun saya hanya bertemankan langkahan kaki untuk pergi dan pulang sekolah. Bahkan... ketika Wisuda kelulusan TK, saat seluruh orang tua sibuk untuk merapikan baju dan toga anak nya dengan rasa haru dan bangga kepadanya, tak ada satupun orang yang berada di samping saya walau hanya sekedar berbagi rasa bahagia saat Wisuda.. Namun.. kebahagiaan saya bukan hanya disitu, saya sudah merasa bahagia ketika sang Ibunda sudah pulang dan tertidur lelap dengan senyuman letih nya, dan sang Ayah yang sudah pulang dari aktivitas ngojek nya, yang kemudian ke dapur untuk memasak nasi goreng spesial nya, itu sudah lebih dari cukup untuk membuat ku tersenyum lepas.
Setelah itu saya lanjutkan jenjang pendidikan saya di MI Darul Ilmi Cengklong Tanggerang, yaa masih pada komplek yang sama hanya saja sedikit bergeser kedepan. Namun ketika saya beranjak ke kelas 3 MI, kesehatan sang kakek mulai menurun dikarena rasa cemas dan khawatir terhadap Ibunda saya dan berharap agar dapat tinggal di Palembang lagi, dan pada akhir nya saya beserta keluarga tinggal di Palembang dan saya melanjutkan pendidikan saya di SD Negeri 85 Palemabang.
Setelah lulus dari SD, saya memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya di SMP Negeri 35 Palembang, saya coba penuhi segala persyaratan yang dibutuhkan untuk bisa ikut dalam proses tes tersebut dan Alhamdulillah saya lulus.
Namun sayang nya ketika saya duduk di bangku kelas 7 saya tidak dapat memanfaatkan waktu saya dengan baik, saya terseret arus deras dari pergaulan yang kurang baik, saya mulai mengenal rokok, tawuran, tapi Alhamdulillah saya tidak ikut-ikutan dalam hal bolos sekolah, karena saya sadar bahwa orang tua saya bekerja susah payah bukan untuk ini... tapi untuk KESUKSESAN saya dan ia tidak menginginkan anak nya SAMA sepertinya.
Keesokan hari nya saya mulai perbaiki sedikit demi sedikit keburukan itu, mulai dari melepas rokok dan ikut-ikut tawuran, dan Alhamdulillah setelah saya duduk di bangku kelas 8, saya mendapatkan rangking 3.. Namun entah kenapa rasa emosional saya tak begitu mudah untuk instan di ubah.. ketika di usik begitu mudah saya meronta-ronta untuk memukuli orang tersebut, al hasil ketika duduk di kursi kelas 9 rangking saya menurun lagi.
Dan setelah lulus dari SMP Negeri 35 Palembang, saya memutuskan untuk melanjutkan jenjang pendidikan saya di sekolah Islam lagi, pada akhirnya saya bertemu dengan sekolah yang sesuai sekali dengan apa yang saya inginkan yaitu SMK Muhammadiyah 3 Palembang, sekolah yang benuansa Islami dan mempunyai jurusan Jasa Boga, yaa jurusan masak-memasak.
Yaa.. Masih seperti biasa, saya lakukan proses pendaftaran di sekolah tersebut dengan bertemankan langkahan kaki saja, berusaha memenuhi segala persyaratan yang di tentukan. Kemudian Alhamdulillah  saya di terima walau ada sedikit kata-kata yang lucu dari Almh. Ibu Mauly (TU sekolah) “ sendiri terus Rendy.. orang tua nya masih ada kan” sontak saya pun langsung menjawab “Alhamdulillah, masih ada bu“.
3. Proses menuju Dewasa bersama IPM
Disini awal mula saya bertemu dengan yang di beri nama IPM, yaitu proses MOS ( Masa Orientasi Siswa ) namun di sekolah Muhammadiyah di sebut dengan FORTASI (Forum Ta’aruf Siswa), di sini saya mulai di kenal kan dengan apa itu IPM oleh Bapak Leyyo Hunter, S.E selaku Pembina dari Pimpinan Ranting SMK Muhammadiyah 3 Palembang, lalu sesampai dari itu saya mulai mengorek informasi tentang pengurus-pengurus yang ada di IPM, Waww.. Mencengangkan sekali, seluruh pengurus yang ada di IPM adalah orang-orang yang mempunyai kualitas dalam hidup nya, seperti rangking yang di atas rata-rata, kemudian mempunyai bakat yang berkualitas pula di bidang masing-masing, mulai dari situ.. saya makin tertarik dengan aktivitas yang di lakukan oleh pengurus IPM, dan saya makin penasaran akan ada kegiatan apa lagi yang selanjutnya yang akan di lakukan oleh pengurus IPM.
Maka dari itu saya mencoba untuk mengikuti proses open recriutment yang digelar oleh pengurus IPM, kemudian Alhamdulillah saya terpilih sebagai Sekretaris Bidang ASBO (Seni Budaya dan Olahraga), setelah lama-kelamaan saya aktif di IPM, saat saya mulai nyaman bersama IPM, ada banyak hal yang menjadi lika-liku yang mencoba menghambat perjuangan saya di IPM. Mulai dari orang tua yang melarang, siswa siswi yang tak suka dengan IPM, bahkan ada juga para pengajar yang tak begitu tau tentang IPM namun begitu mudah untuk tak menyukai aktivitas IPM sehingga melarang siswa dan siswi untuk izin aktif di IPM walau hanya sekian detik pada jam pelajaran nya.
Di sinilah saya mulai belajar apa yang tak diajarkan oleh guru yang ada di kelas formal. Sebuah pelajaran hidup, yang semua pelajar belum tentu bisa mendapatkan nya, hanya orang-orang terpilih lah yang mampu sanggup bertahan di IPM, bukan hanya sekedar melambai-lambaikan nama dan jabatan agar dapat terlihat di permukaan, namun bagaimana dapat mengemban amanah sesuai dengan yang diajarkan oleh Rosulullah dan tentunya menjadikan organisasi tersebut menjadi lebih baik dibawah kepemimpinan nya.
Selain itu saya juga aktif di Tapak Suci Putera Muhammadiyah. Setelah itu naik ke jenjang selanjut nya yaitu Pimpinan Cabang, Alhamdulillah saya terpilih menjadi Ketua Bidang ASBO, dan di periode selanjut nya Alhamdulillah juga terpilih sebagai Ketua Umum PC IPM SU II/Plaju, disinilah.. ketika saya menyandang jabatan sebagai Ketua Umum saya merasakan beban yang makin berat untuk bisa menaungi 6 sekolah dalam keadaan masih sekolah dan itu adalah kelas 12, temen-temen pasti tau bagaimana sibuk nya ketika berada di kelas 12, apalagi SMK.. Yang buanyyaakk banget ini itu nya, di tambah lagi Ibu dan Ayah yang selalu bercerutu karena keseringanku tak berada di rumah.. Kadang begitu sakit apa yang saya rasakan ketika orang tua saya berkata tentanng IPM.. Padahal Ibunda ku tau bahwasan nya dengan IPM lah saya mampu menjadi lebih baik, namun Ayahku yang siang dan malam bekerja demi keuarga ku yang tak tau betul apa itu IPM tapi begitu keras melarang ku, yaa saya tau itu semua karena ia begitu sayang pada ku, ketika saya begitu memforsir waktu dan tenaga sehingga begitu berwajah letih di hadapan mereka. Tapi Alhamdulillah itu semua bisa di lewati, dengan ilmu dan berbagai pengalaman yang di berikan oleh IPM dengan tulus pada saya, perlahan Ayah ku pun mulai tau dan mengerti bagaimana anak nya mampu berkembang dengan baik karena IPM.
Saya coba mengkonsep waktu yang padat tersebut dengan sedemikian rupa, lalu tanpa ada henti mengucapkan rasa syukur kepada sang pencipta dan pengatur pola dunia, semua nya terlaksana dengan baik, mulai dari proses MUSYDA yang terpilih menjadi Ketua Bidang Advokasi, kemudian juara harapan 1 Uji Komptensi (UK) Jasa Boga, hafidz juz 30 dan bisa mengenyam beasiswa kuliah walau hanya setengah tahun.
Itu semua Karena IPM dan semangat ku untuk terus maju pantang menyerah melewati setiap lika-liku ujian hidup, saya percaya bahwa hidayah itu ada dan akan menghampiri jika kita ingin dan berusaha menghampirinya. Dan saya percaya jika dulu saya tak di perkenalkan oleh sang kholiq dengan IPM.. Mungkin saya takkan bisa melewati dunia setegar ini, berguna untuk ummat sampai saat ini, karena IPM bagai ruh yang menyatu pada jasad saya, bagai darah yang terus mengaliri tubuh saya, memberi nafas untuk tetap memotivasi sang jantung untuk tetap berdetak meski selalu ada penghambat yang melintas mengganggu arus deras nya untuk tetap maju melesat. Karena hidup itu bukan tentang seberapa banyak rasa pedih yang kamu rasakan tapi tentang bagaimana kamu bisa melewati nya dan memetik hasil nya.

Mungkin itulah sedikit ringkasan dari buku Otobiografi yang saya tulis, ( sedikit ??? hehe.. iya menurut buku saya “ baru setengah ons dari sebagian buku yang saya tulis )

Terima kasih telah membaca nya hingga akhir.






Nuun Walqalami wamayasturuun.
Wassalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Tidak ada komentar:

Posting Komentar