Minggu, 25 Desember 2016

Muhammad Setiawan

Assalamualaikum. Wr. Wb

MY STORY AND MY CHOICE
Saya Muhammad Setiawan, teman-teman ku biasa memanggilkan dengan sebutan wawan ataupun setiawan. Saya  lahir di musi banyuasin (muba) lebih tepatnya di desa daya utama. Saya adalah anak pertama di dalam keluarga sehingga saya dituntun untuk bisa berpikir lebih dewasa dalam berpikir dan juga menghadapi suatu masalah.
Saat saya berusia 3 tahun, saya dan keluarga saya pindah ke kota Palembang yang mana menjadi tempat tinggal saya hingga saat ini. Keluarga saya bisa dibilang keluarga yang awam terhadap ilmu agama sehingga membuat saya tidak begitu mengenal tentang agama itu sendiri.
Kami sering pindah rumah menyesuaikan sekolah saya. Ketika saya belum bersekolah saya tinggal di yayasan 2 tempat dimana ayah saya bekerja, disana kami berbagi kamar dengan teman kerja ayahku dan juga alat-alat kerja. Disana saya mengalami kejadian buruk, saya sempat sakit step (demam tinggi disertai kejang-kejang). Namun bukan hanya itu, sakit ku disertai dengan hal ghaib.
Saat saya beranjak masuk TK mawar melati, kami pindah ke gotong royong, disana saya berteman dengan orang yang bukan seusiaku (saya masih TK, sedangkan teman saya sudah smp) saya dikenal playboy saat TK karena ada 4 wanita yang suka dengan saya bahkan sudah berani bilang mau nikah walaupun masih TK, meskipun saya dibilang playboy oleh orang dewasa namun bagiku itu bagai anugerah, tak semua orang bisa menemukan jodoh secepat ini meski itu tidak akan bisa jadi kenyataan.
Kemudian saya melanjutkan pendidikan saya di SD N 66, SMP N 42, SMA Muh 5, dan hingga D3 di Politeknik Negeri Sriwijaya jurusan Teknik Komputer. Ketika masa SD saya mulai mengenal namanya game dan di masa smp hasrat ku terhadap game semakin menggila (kecanduan) hampir seluruh game online ku mainkan dari yang paling terkenal di Indonesia hingga yang tidak terlalu popular di Indonesia. Karna candu game saya juga sempat mengikuti berbagai pertandingan game online baik itu tingkat lokal hingga tingkat nasional. Namun beberapa kali saya mengikuti pertandingan tersebut tak ada satupun berhasil menjadi juara.
Lalu dimasa sma saya mulai berusaha menghilangkan candu game saya meskipun bisa dibilang sangatlah susah, seperti ibarat berusaha menciptakan sebuah pohon. Namun dimasa sma inilah saya mulai bisa mempelajari agama lebih dalam lagi memperbaiki sifat dan akhlak. Satu hal yang tak kusangka di sma ini bakal berkenal organisasi yang mampu membuka mata saya bahwa dunia ini bukan hanya sekedar  diri kita dan game semata, namun lebih dari itu. Kehidupan adalah dimana kita bisa saling berbagi, menolong, dan berjuang bersama dalam hal akhirat maupun dunia. IPM lah yang mengajarkan ku tentang hal itu yang dikenalkan melalui kakak kelas ku, M.Arafi atau kak arif, begitulah ku memanggilnya. Dialah menjadi jembatan ku untuk mengenal IPM. Namun itu tidaklah cukup, untuk bisa masuk IPM ada beberapa tahap yang harus saya lalui, dari tahap prestasi hingga keagamaan.
Dan pada akhirnya saya gagal masuk kedalam PR IPM SMAM5 namun begitu ada temanku yang memperjuangkan ku untuk masuk ke dalam IPM, dialah Putra dkk. Dialah yang membantuku untuk bisa masuk di PR IPM SMAM5 sebagai anggota PIP, itulah tombak pertama ku didalam IPM.
Perjuangan kami semakin terasa ketika saya masuk di PC IPM IT 2 kami harus bisa memajukan PC IPM tersebut tanpa dibekali ilmu TM1 dan juga pendoman Tanfidz IPM. Banyak tantangan yang kami hadapi, dari para orang tua tidak mengizinkan kami hingga beberapa orang disekitar kami membenci kami. Tapi, IPM tetaplah IPM, tak ada alasan yang kuat untuk kami bisa berhenti dari IPM, tak ada yang mampu menghentikan kami  untuk mengibarkan bendera dakwah muhammadiyah, sekali kaki melangkah tak ada yang bisa menghentikannya kecuali Allah.
Hingga saat ini saya masih berada di IPM, hanya karena satu tujuan, bendera dakwah harus terus dikibarkan dan tujuan Muhammadiyah harus terus dikerjakan.



 Sekian dulu,



             Nuun Walqolami Wamaa Yasthuruun
Wassalamu'alaikum. Wr. Wb

Tidak ada komentar:

Posting Komentar