Senin, 12 Desember 2016

Hanny Fransiscka




well, 
Assalamu'alaikum. Wr. Wb


Hari yang cukup indah bisa menyapa teman-teman sekalian dengan keadaan hati yang bersuka cita

Hanny Fransiscka itulah pemberian pertama dari orang tua saya yang kini lebih disapa akrab sebagai Hanny. 19 tahun lalu untuk pertama kalinya saya melihat indahnya dunia tepatnya pada tanggal 3 November 1997. Terlahir sebagai anak ke-5 dari 5 bersaudara dari pasangan Bpk. Hambali dan Ibu Nilawati. 

Ayah saya Bpk. Hambali adalah seorang buruh harian sedangkan ibu saya adalah seorang ibu rumah tangga biasa yang harus mencukupi kebutuhan dengan jumlah anak yang cukup banyak. Meskipunn demikian, itu tidak menjadi alasan untuk menomor duakan pendidikan bagi anak-anaknya.

Alhamdulillah seluruh saudara saya  menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik dengan wajib belajar selama 12 tahun. Berbicara tentang pendidikan, saya menghabiskan masa sekolah dasar saya di SDN 79 Palembang dengan prestasi yang alhamdulillah membanggakan kedua orang tua. Berlanjut ke masa SMP, saya dulu bersekolah di SMPN 44 Palembang yang lokasinya tidak jauh dari kediaman saya sendiri. Dua masa sekolah berlalu, saya fikir di masa putih abu-abu saya akan masuk sekolah negeri seperti yang telah saya rencanakan. Saya gagal masuk ke sekolah yang saya harapkan, tapi salah seorang saudara saya mengusulkan untuk mendaftar ke SMK Muhammadiyah 1 Palembang yang lokasinya berada cukup jauh dari rumah. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMK Muhammadiyah 1 Palembang dengan jurusan Teknik Komputer Jaringan.

Seperti kata orang kebanyakan bahwa masa SMA adalah yang terindah, hal itu memang benar. Pada masa saya bersekolah di SMK Muhammadiyah 1 palembang, untuk pertama kalinya saya mengenal Muhammadiyah dan organisasi yang ada di dalamnya salah satunya adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Terasa asing memang jika didengar tapi bagi saya yang baru berkecimpung didalamnya itu sangatlah menarik. Pada awal masa persekolahan kami sebagai peserta didik baru diwajibkan untuk mengikuti taruna melati 1 tingkat ranting. Wah, semakin memberi tanda tanya besar pada diri saya pribadi. Apa sih IPM itu? Kenapa harus ikut TM 1 ranting ?

Setelah ikut TM 1 belum ada keinginan untuk benar-benar bergelut didalamnya. Selama masa sekolah saya mulai mengenal apa saja yang ada di sekokah saya dan lagi IPM menjadi sorotan karena di sekolah saya tidak ada yang namanya OSIS. Tapi ada satu hal yang menarik di dalam IPM terdapat banyak bidang yang jauh berbeda dengan OSIS. Well, satu point untuk IPM karena berhasil menarik dan menumbuhkan rasa penasaran pada diri saya.

Setelah beberapa bulan berlalu di sekolah saya akan diadakan estafet kepemimpinan atau yang lebih dikenal oleh siswa-siswa Muhammadiyah yaitu Musyawarah Ranting. Disini saya memutuskan untuk turut serta karena rasa penasaran yang telah ditimbulkan diawal.

Dalam musyawarah tersebut berbagai tahap seperti sidang pleno yang dimana untuk pertama kalinya saya melihat siswa dibawah umur 17 tahun mengetuk palu seolah-olah ia hakim besar, debat kandidat, laporan pertanggung jawaban serta pemilihan 9 formatur. Hal-hal yang seperti ini yang membuat saya sedikit terkejut karena  semua hal yang saya anggap yang seharusnya dilakukan oleh orang dewasa kini dilakukan oleh pelajar. 2 point, kini IPM menjerat saya lebih dalam lagi.

Setelah pemilihan para calon formatur akhirnya hasil pun di  deklarasikan bahwa saya tidak masuk dalam 9 formatur tersebut. Mungkin karena baru mau terjun ke dunia IPM jadi belum ada kekecewaan yang begitu berarti. Saya fikir saya masih punya kesempatan untuk ikut sebagai anggotanya saja kalau  di pilih. Tapi alhamdulillah, berkat berbaik sangka saya akhirnya dipilih menjadi sekretaris bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga. Bidang yang bisa dibilang cocok untuk saya karena pada saat bersekolah di SMK Muhammadiyah 1 Palembang saya juga mengikuti ekstrakurikuler Teater. 

Berlanjut tentang masa kepemimpinan kami di Ranting IPM SMKM 1. Sebenarnya ada hal-hal yang terkadang membuat saya ingin berhenti berorganisasi dan hanya belajar. Perjalanan saya di IPM tidak selalu mulus seperti jalan tol. Ada masa dimana akan ada kejenuhan takut dengan kegiatan yang akan diadakan karena kita  akan dituntut untuk mengkoordinir segala hal larangan orang tua dan yang pasti ada kekhawatiran terhadap prestasi yang telah di capai sejak di sekoah dasar. Tapi saya mencoba untuk menyingkirkan rasa-rasa yang seperti itu mungkin karena sudah mulai ada rasa nyaman. Saat ber-IPM ada satu hal yang sangat membuat saya suka minder sendiri, kenapa ?

IPM adalah organisasi yang bernuansa islami sedangkan saya pun belum mendapatkan hidayah untuk menutup aurat pada masa putih abu-abu itu memakai jilbab seolah hanya formalitas karena saya bersekolah di sekolah islam. Tapi dibalik rasa minder itu muncul harapan agar suatu hari kelak akan ada hidayah yang datang dari Dzat pencipta kepada saya melalui IPM.

Waktu berlalu banyak orang-orang baru yang saya  jumpai di organisasi ini, saya sudah mulai mengenal pimpinan cabang. Saya mewakili ranting SMK M 1 untuk menghadiri MUSCAB (Musyawarah Cabang) yang diadakan pada  tahun 2014. Sebenarnya saya belum siap untuk lanjut ke pimpinan cabang tersebut karena berbagai alasan yang sudah memenuhi isi di otak. Tapi apa boleh buat ikut aja siapa tau dapat temen baru yang banyak.

Sudah hadir di ruangan tempat diadakannya acara tapi ngerasa ga punya temen mungkin masih muka asing di pimpinan cabang. Beberapa hari berlalu dapat kabar kalo diajak ikutan ke pimpinan cabang karena pada saat MUSCAB saya hadir sebagai peserta. 

Wahh.. Bimbang lagi mau ikutan atau tidak, dengan tidak meminta saran dari siapa-siapa saya putuskan untuk lanjut ke pimpinan cabang sebagai anggota. Tak lama setelah itu diadakannya pelantikan sebagai tombak awal pimpinan cabang kami. Setela dilantik kita pimpinan cabang sudah mulai menyusun progaram kerja (job desk) masing-masing bidang. 

Oh ya, saya masuk dalam bidang Kajian Dakwah Islam (KDI). Bidang ini cukup jauh berbanding terbalik dengan bidang yang sebelumnya saya ikuti yakni  ASBO. Tapi tak apa karena hal yang baru teramat sayang untuk dilewatkan siapa tau bisa dapat hidayah seperti harapan semasa ranting.
 
Setelah berjalan beberapa minggu akhirnya akan diadakan Taruna Melati 1 (TM 1) Cabang. Dan lagi, saya diikut sertakan sebagai peserta karena saya memang belum mengikuti pelatihan tersebut sebelumnya. Ketika ikut pelatihan tersebut saya merasa sebagai yang paling tua akarena pada saat itu saya sudsh kelas XII dan peserta lainnya masih kelas X dan XI bahkan ada yang masih SMP. Untungnya saya tidak sendiri karena ada teman dari cabang juga yang belum mengikuti TM 1 cabang. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari 2 malam tepatnya pada tanggal 15-18 desember 2014. Kegiatan yang sangat menyenangkan walaupun kadang harus menahan rasa kantuk yang luar biasa karena harus menyimak materi yang disajikan panitia pada peserta.

Setelah TM 1 Cabang berakhir ada satu hal yang berbeda pada diri saya. Entah rasa apa itu tidak bisa di deskripsikan. Sesampai dirumah kain yang ada dikepala seolah sangat tidak ingin untuk dilepaskan. Seolah ada ketengan dan rasa nyaman dengan identitas keislaman tersebut. Mungkin ini saaatnya untuk mengubah yang tidak baik menjadi baik. Dan akhirnya saya memutuskan untuk menutup aurat dan mencoba istiqomah tidak ada paksaan maupun bujukan. Semua mengalir seperti sudah terskenario. Semua nampak lebih mudah dan terjadi tanpa beban yang berarti Taruna Melati 1 Cabang menjadi pelatihan yang akan selalu dikenang karena sampai saat ini name tag peserta TM 1 masih tergantung rapi di sudut kamar. 

Perubahan terbesar pada diri saya berawal dari IPM tepat pada tanggal 18 desember 2014
Sedikit cerita dari IPM yang masih terpatri kuat di ingatan. Terimakasih..




Al-Qalam (68) - 1
Wassalamu’alaikum

2 komentar: