well,
Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Hari yang cukup indah bisa menyapa teman-teman sekalian dengan
keadaan hati yang bersuka cita
Hanny Fransiscka itulah pemberian pertama dari orang tua saya yang
kini lebih disapa akrab sebagai Hanny. 19 tahun lalu untuk pertama kalinya saya
melihat indahnya dunia tepatnya pada tanggal 3 November 1997. Terlahir sebagai
anak ke-5 dari 5 bersaudara dari pasangan Bpk. Hambali dan Ibu Nilawati.
Ayah
saya Bpk. Hambali adalah seorang buruh harian sedangkan ibu saya adalah seorang
ibu rumah tangga biasa yang harus mencukupi kebutuhan dengan jumlah anak yang
cukup banyak. Meskipunn demikian, itu tidak menjadi alasan untuk menomor duakan
pendidikan bagi anak-anaknya.
Alhamdulillah seluruh saudara saya
menjalankan kewajiban sebagai warga negara yang baik dengan wajib belajar
selama 12 tahun. Berbicara tentang pendidikan, saya menghabiskan masa sekolah
dasar saya di SDN 79 Palembang dengan prestasi yang alhamdulillah membanggakan
kedua orang tua. Berlanjut ke masa SMP, saya dulu bersekolah di SMPN 44
Palembang yang lokasinya tidak jauh dari kediaman saya sendiri. Dua masa
sekolah berlalu, saya fikir di masa putih abu-abu saya akan masuk sekolah
negeri seperti yang telah saya rencanakan. Saya gagal masuk ke sekolah yang
saya harapkan, tapi salah seorang saudara saya mengusulkan untuk mendaftar ke
SMK Muhammadiyah 1 Palembang yang lokasinya berada cukup jauh dari rumah. Akhirnya saya memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMK Muhammadiyah 1
Palembang dengan jurusan Teknik Komputer Jaringan.
Seperti kata orang kebanyakan bahwa masa SMA adalah yang terindah,
hal itu memang benar. Pada masa saya bersekolah di SMK Muhammadiyah 1
palembang, untuk pertama kalinya saya mengenal Muhammadiyah dan organisasi yang
ada di dalamnya salah satunya adalah Ikatan Pelajar Muhammadiyah. Terasa asing
memang jika didengar tapi bagi saya yang baru berkecimpung didalamnya itu
sangatlah menarik. Pada awal masa persekolahan kami sebagai peserta didik baru
diwajibkan untuk mengikuti taruna melati 1 tingkat ranting. Wah, semakin
memberi tanda tanya besar pada diri saya pribadi. Apa sih IPM itu? Kenapa
harus ikut TM 1 ranting ?
Setelah ikut TM 1 belum ada keinginan untuk benar-benar bergelut
didalamnya. Selama masa sekolah saya mulai mengenal apa saja yang ada di
sekokah saya dan lagi IPM menjadi sorotan karena di sekolah saya tidak ada
yang namanya OSIS. Tapi ada satu hal yang menarik di dalam IPM terdapat
banyak bidang yang jauh berbeda dengan OSIS. Well, satu point untuk IPM karena
berhasil menarik dan menumbuhkan rasa penasaran pada diri saya.
Setelah beberapa bulan berlalu di sekolah saya akan diadakan
estafet kepemimpinan atau yang lebih dikenal oleh siswa-siswa Muhammadiyah
yaitu Musyawarah Ranting. Disini saya memutuskan untuk turut serta
karena rasa penasaran yang telah ditimbulkan diawal.
Dalam musyawarah tersebut berbagai tahap seperti sidang pleno yang
dimana untuk pertama kalinya saya melihat siswa dibawah umur 17 tahun mengetuk
palu seolah-olah ia hakim besar, debat kandidat, laporan pertanggung jawaban
serta pemilihan 9 formatur. Hal-hal yang seperti ini yang membuat saya sedikit
terkejut karena semua hal yang saya anggap yang seharusnya dilakukan
oleh orang dewasa kini dilakukan oleh pelajar. 2 point, kini IPM menjerat saya
lebih dalam lagi.
Setelah pemilihan para calon formatur akhirnya hasil pun di
deklarasikan bahwa saya tidak masuk dalam 9 formatur tersebut. Mungkin
karena baru mau terjun ke dunia IPM jadi belum ada kekecewaan yang begitu
berarti. Saya fikir saya masih punya kesempatan untuk ikut sebagai anggotanya
saja kalau di pilih. Tapi alhamdulillah, berkat berbaik sangka saya
akhirnya dipilih menjadi sekretaris bidang Apresiasi Seni Budaya dan Olahraga.
Bidang yang bisa dibilang cocok untuk saya karena pada saat bersekolah di SMK
Muhammadiyah 1 Palembang saya juga mengikuti ekstrakurikuler Teater.
Berlanjut
tentang masa kepemimpinan kami di Ranting IPM SMKM 1. Sebenarnya ada hal-hal
yang terkadang membuat saya ingin berhenti berorganisasi dan hanya belajar.
Perjalanan saya di IPM tidak selalu mulus seperti jalan tol. Ada masa dimana
akan ada kejenuhan takut dengan kegiatan yang akan diadakan karena kita
akan dituntut untuk mengkoordinir segala hal larangan orang tua dan yang
pasti ada kekhawatiran terhadap prestasi yang telah di capai sejak di
sekoah dasar. Tapi saya mencoba untuk menyingkirkan rasa-rasa yang seperti itu mungkin karena sudah mulai ada rasa nyaman. Saat ber-IPM ada satu hal yang
sangat membuat saya suka minder sendiri, kenapa ?
IPM adalah organisasi yang bernuansa islami sedangkan saya pun
belum mendapatkan hidayah untuk menutup aurat pada masa putih abu-abu itu
memakai jilbab seolah hanya formalitas karena saya bersekolah di sekolah islam. Tapi dibalik rasa minder itu muncul harapan agar suatu hari kelak akan ada
hidayah yang datang dari Dzat pencipta kepada saya melalui IPM.
Waktu berlalu banyak orang-orang baru yang saya jumpai di
organisasi ini, saya sudah mulai mengenal pimpinan cabang. Saya mewakili
ranting SMK M 1 untuk menghadiri MUSCAB (Musyawarah Cabang) yang diadakan pada
tahun 2014. Sebenarnya saya belum siap untuk lanjut ke pimpinan cabang
tersebut karena berbagai alasan yang sudah memenuhi isi di otak. Tapi apa boleh
buat ikut aja siapa tau dapat temen baru yang banyak.
Sudah hadir di ruangan tempat diadakannya acara tapi ngerasa ga
punya temen mungkin masih muka asing di pimpinan cabang. Beberapa hari berlalu dapat kabar kalo diajak ikutan ke pimpinan
cabang karena pada saat MUSCAB saya hadir sebagai peserta.
Wahh.. Bimbang lagi
mau ikutan atau tidak, dengan tidak meminta saran dari siapa-siapa saya
putuskan untuk lanjut ke pimpinan cabang sebagai anggota. Tak lama setelah itu diadakannya pelantikan sebagai tombak awal
pimpinan cabang kami. Setela dilantik kita pimpinan cabang sudah mulai menyusun
progaram kerja (job desk) masing-masing bidang.
Oh ya, saya masuk dalam bidang Kajian Dakwah Islam (KDI). Bidang ini cukup jauh berbanding terbalik dengan
bidang yang sebelumnya saya ikuti yakni ASBO. Tapi tak apa karena hal
yang baru teramat sayang untuk dilewatkan siapa tau bisa dapat hidayah seperti
harapan semasa ranting.
Setelah berjalan beberapa minggu akhirnya akan diadakan Taruna
Melati 1 (TM 1) Cabang. Dan lagi, saya diikut sertakan sebagai peserta karena
saya memang belum mengikuti pelatihan tersebut sebelumnya. Ketika ikut
pelatihan tersebut saya merasa sebagai yang paling tua akarena pada saat itu saya
sudsh kelas XII dan peserta lainnya masih kelas X dan XI bahkan ada yang masih
SMP. Untungnya saya tidak sendiri karena ada teman dari cabang juga yang belum
mengikuti TM 1 cabang. Kegiatan tersebut berlangsung selama 3 hari 2 malam
tepatnya pada tanggal 15-18 desember 2014. Kegiatan yang sangat menyenangkan
walaupun kadang harus menahan rasa kantuk yang luar biasa karena harus menyimak
materi yang disajikan panitia pada peserta.
Setelah TM 1 Cabang berakhir ada satu hal yang berbeda pada diri
saya. Entah rasa apa itu tidak bisa di deskripsikan. Sesampai dirumah kain
yang ada dikepala seolah sangat tidak ingin untuk dilepaskan. Seolah ada
ketengan dan rasa nyaman dengan identitas keislaman tersebut. Mungkin ini
saaatnya untuk mengubah yang tidak baik menjadi baik. Dan akhirnya saya
memutuskan untuk menutup aurat dan mencoba istiqomah tidak ada paksaan maupun
bujukan. Semua mengalir seperti sudah terskenario. Semua nampak lebih mudah dan
terjadi tanpa beban yang berarti Taruna Melati 1 Cabang menjadi pelatihan yang
akan selalu dikenang karena sampai saat ini name tag peserta TM 1 masih
tergantung rapi di sudut kamar.
Perubahan terbesar pada diri saya berawal dari
IPM tepat pada tanggal 18 desember 2014
Sedikit cerita dari IPM yang masih terpatri kuat di ingatan.
Terimakasih..
Al-Qalam (68) - 1
Wassalamu’alaikum
Berat banget bahasanya yak -_-
BalasHapusHhe jangan putus asa. boleh diediting lagi kok :)
BalasHapus